Resensi : Cintaku antara Jakarta dan Kuala Lumpur

Salah satu penulis dengan karya yang menurut gue BEDA adalah Tere-Liye. Masing-masing penulis punya gaya bercerita yang berbeda satu dengan lainnya, it means they have different characteristic. Gue mulai suka sama karyanya bang Tere-Liye sejak pertama kali baca bukunya yang sekarang udah dijadikan film, Hafalan Shalat Delisa. Tiap gue baca novel itu, gue selalu mewek bahkan nangis banjir air mata. Mungkin efeknya bisa berbeda buat orang lain, tapi gue tersentuh dengan tema yang sering digunakan oleh Tere-Liye yang kebanyakan bercerita tentang kanak-kanak. Tapi di postingan ini, gue sedang tidak ingin membicarakan novel beliau yang lain, tapi novel yang menurut gue selain unik juga endingnya tidak terduga.

Di novel Cintaku antara Jakarta dan Kuala Lumpur, nama penulisnya Sendutu Meitulan. Itu adalah nama pena dari penulis dengan nama pena Tere-Liye. Nama pena lain dari karya-karya beliau adalah Darwis-darwis (di buku Senja bersama Rosie). Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Addbook Indonesia sekitar tahun 2006. Buku dengan tebal 240 halaman ini sepertinya ditulis oleh beliau ketika masih melajang karena menurut tentang penulis di belakang beliau masih jomblo (by default).  Dan sepertinya di awal karya-karya beliau karena semakin ke sini-sini, beliau lebih sering mencantumkan nama Tere-Liye.  Salah satu halaman yang mencantumkan simpul pembuka dari cerita ini berbunyi :

Teman, sejauh ini hidupku tak banyak berisi hal yang menakjubkan. Semua biasa-biasa saja.

Bagiku hidup mengalir begitu saja. Bertemu kelok, berkeloklah. Menghantam bebatuan, berdebamlah. Menghujam riam, meluncurlah. Dihadang bendungan, bersabarlah….

Kalian pasti akan melewatinya. Tidak hari ini, pasti esok!

Boleh jadi kita hidup di atas panggung sandiwara. Tapi tak pernah kudapatkan peran yang mengharu biru, mencabik-cabik, membuat mata berurai air namun mulut menyimpul senyum.

Entahlah di mata langit apa ada actor utama dalam kehidupan. Jika ada maka jauh panggang dari api itu aku.

Lahir, mati, jalan kehidupan sudah digariskan. Pun urusan jodoh. Kita bisa menikah dengan siapa saja, dan itu bisa jadi bukan dengan orang yang paling kita cintai.

Bagiku memilih pasangan tidak lebih sekedar urusan “memilih”. Aku tak percaya ada cinta sejati di dunia ini….

Apalagi segala kisah-kisah itu……..

Tapi kisah ini mengajarkan sesuatu. Kalian akan tertawa. Kalian akan menangis. Dan semoga setelah itu pemahaman baru tentang cinta muncul bagai kecambah jamur tumbuh subur di musim hujan… dan akhirnya, suatu saat nanti semoga kehidupan akan jauh lebih baik!

Itulah simpul dari cerita ini. Cerita tentang seseorang bernama James yang tidak terlalu suka bergaul dengan wanita, bukan karena suka dengan sesame tetapi karena menurutnya wanita itu menyebalkan! Teman masa kecilnya, Tania berusaha mengubah pandangan James dengan mengajaknya bergaul dengan teman-teman wanitanya, mengajak bermain polo air juga menonton konser musik. Dari konser music inilah semua cerita berawal. James jatuh cinta dengan Siti, penyanyi asal negeri Jiran yang tidak hanya cantik dan bersuara merdu tetapi juga santun. Hingga beberapa pertanda muncul setelah konser penyanyi itu yang dihadiri James karena paksaan dari Tania dan empat orang komradnya.

James bertemu dengan Siti di pesawat dalam perjalanan menuju KL. James juga yang melindungi Siti ketika ada keributan di dalam pesawat akibat cuaca yang kurang baik. Bahkan membawa Siti ke rumahnya di Bogor, mengenalkan Siti dengan Ibu James, tetangga, Tania dan kedua orang tua Tania karena mereka sudah seperti keluarga bagi James. Di antara waktu-waktu pertanda itu, Tania yang menjadi sahabat James sejak kecil selalu mendengar curahan hatinya, namun James tidak menyadari pertanda lain dari Tania. Hingga kunjungan Siti yang kedua kalinya ke Bogor, terbongkar suatu kebohongan yang disembunyikan James dari Tania. Ketika James pergi ke KL, Tania yang pengoleksi sepatu menitipkan sepatu limited edition agar dibelikan James. Namun, malang tak dapat dihindari, James yang saat itu bertemu dengan Siti yang juga pengoleksi sepatu dan sedang mencari sepatu tersebut malah memberikan titipan Tania kepada Siti demi mendapatkan perhatian gadis melayu tersebut. Tania yang malam itu mendengar cerita tersebut dari Siti yang tidak tahu apa-apa, marah kepada James. Hingga terbongkarlah semua tentang perasaan yang selama ini dipendam Tania.

Akhir dari cerita ini, Siti mengundang James untuk datang ke KL, mengenal keluarga Siti. Namun, di saat yang bersamaan, James yang kaget dengan kenyataan tentang perasaan Tania mendengar dari Ibunya bahwa Tania akan melanjutkan sekolah ke Jerman. James akan memilih siapa? Akan lebih baik jika kalian baca sendiri ceritanya. Bukan bermaksud promosi walau cerita ini lumayan bagus, tetapi tidak seru bukan bila cerita ini habis di sini? Bacalah, dan semoga bisa menambah pemahaman tentang arti kata “memilih” seperti kata sang penulis.

Life To Do! 😀

5 pemikiran pada “Resensi : Cintaku antara Jakarta dan Kuala Lumpur

  1. aku lagi nyari buku ini ni?
    beli dimana ya?

  2. terima kasih informasinya,
    btw, saya ijin kopas halaman yang mencantumkan simpul pembuka dari cerita tsb ya ^^

Tinggalkan komentar