Homesick Sabuk Hitam

Anybody…kalau ada yang ketemu Doraemon si Robot Kucing dari abad 22, please tell it that I really-really want to lend its door that can go everywhere T___T

Pengen pulang-Pengen pulang-Pengen PULAAAAAAAANG!!!

Arght! Maaf nih jadi kebawa emosi. Harap maklum, saya udah homesick sabuk hitam. Kenapa istilahnya pake bawa-bawa sabuk hitam? apa hubungannya sama sabuk hitam? Gak tau kenapa saya tiba-tiba kepikiran tentang karate atau olahraga bela diri sejenisnya. Kalau di olahraga tersebut level paling tinggi ya sabuk hitam itu.

Saya sangat ingin pulang. Pulang ke rumah nenek saya di Jawa Tengah. Ingin merasakan suasana rumah yang cozy. Bersyukurlah kalian yang rumahnya di daerah Jabodetabek bisa sering-sering pulang (kalau mau dan bisa tentunya :D). Ya, untuk sementara saya harus bersabar dulu. Menunggu hingga libur UAS tiba 😥

How I can survive with this condition? Udah tau jawabannya sih, tapi aplikasinya masih nol besar. NOL saudara-saudara! Heu -___-”

Kata teman saya, “Bicara mengenai teori memang mudah, aplikasinya gimana?” Jadi ingat kalimat murabbi saya, “…semoga kita menjadi orang yang tidak hanya jago berteori, tapi juga bisa mengaplikasikan ilmu yang kita miliki.” AMIN 😀

Saya harap saya bisa mengaplikasikan teori untuk bertahan menghadapi homesick, yaitu sabar. Sabar untuk tidak pulang sekarang karena kalau harus balik sebelum tanggal 2 Januari, pasti kondisi jalan lagi macet-macetnya. Sabar untuk konsen ujian praktikum IBM besok, semoga bisa balas dendam untuk dua UP kemarin yang wallahu ‘alam hasilnya. Tinggal berdoa pada Allah 😀

Keep FIGHT!

~Life To DO!

Keep Survive…

Tulisan ini saya dedikasikan untuk sahabat-sahabat saya semuanya 😀 semoga kita tetap menjadi orang yang bersyukur dengan cara survive di kondisi yang mungkin sulit.

Saya jatuh cinta, pada sebuah bidang yang jarang sekali orang-orang mengenalnya dengan baik. Ya, Astronomi. Saya jatuh cinta ketika saya masih katakanlah cupu, sekitar kelas 1 SMA. Seiring berjalannya waktu, rasa cinta saya ini semakin besar. Dan seperti yang banyak anak-anak SMA alami di masa SMA mereka : memikirkan mereka akan melanjutkan kehidupan mereka menjadi apa-bagaimana-siapa-dimana. Dan saya mulai berpikir sebuah cita-cita tentang astronomi untuk jadi seorang astronom dan kerja di observatorium.

Singkat cerita, setelah melalui perdebatan yang sengit, panjang,menguras tenaga dan air mata dengan orang tua, finally they say “YES”. Tetapi memang cuma Allah yang tahu yang terbaik untuk makhluk-Nya, dan saya tidak diterima di FMIPA ITB, tapi malah terdampar di IPB jurusan Gizi Masyarakat. Saya selalu berharap dan berdoa, saya terdampar di tempat yang benar. Yeah, I Finally feel it even the lecture is difficult and I have to survive learning something that I don’t like it much, Biology. Heu!

Mengeluh mungkin terasa menyenangkan di awalnya karena bisa merasa lega dengan semua perasaan mengganjal yang dapat dikerluarkan. Tapi yakinlah ini hanya terjadi dan terasa sesaat. Mengeluh hanya menambah beban kita, beban yang awalnya sudah berat akan menjadi lebih berat. Saya selalu berusaha menasehati diri sendiri bahwa tidak ada manfaat dari mengeluh tentang semua takdir yang sudah Allah gariskan untuk saya bahkan sebelum saya mengenal apa itu udara, sebelum pertama kali saya memanggil saya Ibu, sebelum saya melihat dunia…

Saya juga tidak pernah menganjurkan diri sendiri untuk pasrah karena suatu hal tidak akan pernah bisa kita dapat atau capai tanpa usaha. Ya, saya berusaha survive dengan mimpi saya, mungkin dengan sedikit modifikasi dan inovasi. Bunda saya selalu berkata, “Jalan inilah yang menurut Allah baik untuk Ria”. Belajarlah. Sesuatu tidak ada yang sulit untuk dipelajari, jika kita mau. InsyaAllah bisa, bahkan biologi”.

Bertahan mungkin sulit

Mungkin lebih mudah berlari dari kenyataan yang sulit

Menghadapi suatu hal yang menyakitkan mungkin hanya menguras air mata

Mungkin hanya akan menghadirkan penyesalan berkepanjangan…

Ada satu kalimat yang saya tulis di dinding kamar ketika masih SMA, begini bunyinya :”Allah beri kita masalah karena Allah percaya kita bisa melalui semua ini dan belajar banyak hal dari masalah tersebut”. Bahkan dengan hidup saya sekarang. Saya yakin Allah percaya saya bisa belajar biologi yang kurang saya senangi. Dan pasti ada rencana lain dari semua ini, dari mimpi saya yang mungkin harus berganti…

Life To Do! 😀

Ujian oh Ujian =,=

Ujiaaan…..ujiaaaan mau datang!!! Tidak!!!” #lebay

Banyak yang jadi stres gara-gara ujian mau datang. Sebenarnya ujian itu gunanya buat apa sih??  Berikut ini adalah tujuan atau alasan kenapa kita kudu ujian

1.     Mengetes kemampuan

Dengan mengikuti ujian, kita jadi bisa tau kita masuk golongan mana, “udah ahli”, “biasa-biasa” aja, atau malah kaya sinyal hape “tulalit-tulalit”

2.     Mengukur keberhasilan belajar

Ujian akan menentukan sejauh mana kita menguasai pelajaran

3.   Sarana pembeda

Ujian adalah pembeda antara yang paham dan tidak, antara yang bisa dan tidak tahu apa-apa.

4.     Motivasi agar lebih berprestasi

Orang yang punya motivasi untuk sukses akan memiliki motivasi untuk bisa ngebantai tuh makhluk yang namanya UJIAN!

5.     Sarana mendekatkan diri pada Allah. Dengan hadirnya si UJIAN, kita akan jadi lebih rajin. Kemana-mana jadi hobi pegang buku, doa jadi lebih rajin dan doa jadi lebih khusyuk.

Nah, udah tau kan manfaat ujian itu buat apa. Tapi kebanyakan masih punya masalah sama yang namanya UJIAN. Ada yang ngerasa susah konsentrasi, rasa malas datang menyerang, susah buat menguasai materi contohnya kaya biokim yang susah atau IGD plus pengamen yang hafalan mati. Ada juga yang di kos udah belajar, udah yakin eh pas ngeliat soal langsung nge-blank. Heu -____-”

Jadinya bikin cemas deh. Nah ada beberapa TIPS untuk mengatasi masalah kalau si UJIAN mau datang.

  1. Melakukan beberapa persiapan menghadapi ujian seperti menyiapkan materi ujian.
  2. Mempersiapkan sarpras mau ujian. Kalau mau ngerjain metstat atau IGD kan kita butuh senjata (si kalkulator). Kebayang dong kudu ngitung regresi linear gak pake kalkulator -__-“
  3. Nah ini yang utama. Persiapan mental dan fisik. Banyak dari kita yang udah belajar dengan getol tapi masih ngerasa gak yakin. Nah salah satu kuncinya adalah 5P (Personal, Positive, Present time, Pengulangan dan Passion). Salah satu kata yang mengandung unsur 5P adalah : “Aku Yakin, InsyaALLAH, aku akan bisa mengerjakan ujian-ujian semester ini”

Salah satu wabah yang biasa melanda ketika si UJIAN datang adalah Menyontek. Ada beberapa tips untuk menghindarkan diri dari wabah ini, salah satunya adalah selalu merasakan kehadiran Allah di setiap langkah. Ingatlah bahwa Allah lebih dekat dari urat nadi. Selain itu, sangat penting untuk yakin dengan kemampuan diri sendiri.

“Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba-Ku atas-Ku” (Hadits Qudsi diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Disadur dari Buku Ujian Sukses Tanpa Stres! Karya Fatan Fantastik.

Life To Do! ^_^

Cumi+Kentang

Habis Praktikum Ilmu bahan Makanan (IBM) sore tadi, saya pulang ke rumah kontrakan bawa oleh-oleh. Yup, cumi-cumi bekas praktikuman tadi sore. Memang gak banyak yang bisa saya bawa pulang karena tadi hanya menggunakan dua ekor cumi-cumi untuk dihitung BDD (Berat Dapat Dimakan) dan diamati kesegarannya lalu digolongkan ke dalam suatu mutu tertentu tergantung karakteristiknya.

Sesampainya di rumah, entah kenapa semangat saya untuk masak tiba-tiba meningkat. Mungkin karena udah lama juga ngubek-ubek dapur 😀 jadi deh, cumi-cumi yang tadi saya bawa dari kampus di olah dirumah.Awalnya sempet bingung mau diolah bagaimana dan mau dijadiin olahan apa. Gak tau kenapa jadi akhir-akhir ini jadi interest sama pasta. Tapi karena di rumah yang ada cuma mie (maklum anak kos :D), ya…anggap saja mie sebagai pengganti pasta. Ini hasil saya ngubek-ngubek dapur beberapa jam tadi 🙂

Resepnya sederhana karena sebenarnya hanya menggunakan bahan-bahan yang ada di dapur dan dengan sedikit cincang-cincang jadi deh = Cumi+Kentang (Cumi-cumi Mie+kentang). Bahan-bahannya sebagai berikut.

1. Mie instant (1 bungkus)

2. Kentang (1buah ukuran sedang)

3. Cumi-cumi (2 ekor ukuran sedang)

4. Saos sambel botolan

5.Tepung maizena (1 sdm)

6. Bawang merah-bawang putih secukupnya

7. Garam.

8. Telur (1butir)

 

Cara buatnya gampang kok :D.Pertama, cuci bersih cumi-cumi lalu diberi garam dan cincangan bawang putih. Supaya bau amisnya berkurang bisa diberikan air jeruk nipis dan dibiaran sebentar. Kemudian rebus sebentar dan angkat. Kupas kentang lalu cuci hingga bersih dan potong ukuran dadu. Kentang direbus, lalu ketika kentang sudah setengah matang masukkan mie instant. Angkat kentang dan mie.

letakkan minyak di atas wajan, masukkan telor dan dibuat orak-arik. Angkat sebentar. Masukkan minyak,dipanaskan lalu masukkan bawang merah dan bawang putih yang sudah dicincang. Masukkan irisan cumi-cumi, telor orak-arik. Aduk hingga merata. Tambahkan saos sambal (boleh saos tomat sesuai selera :D). Masukkan bumbu dari mie instant dan garam sedikit. Masukkan maizena yang sudah dilarutkan dalam air secukupnya. Aduk-aduk hingga rata dan saos mengental. Siapkan Mie dan kentang diatas piring, tuang saos cumi-cumi tadi diatasnya. Cumi+kentang siap disantap 😀

–>Memasak selalu bisa membuat saya bangkit dari kesedihan dan perasaan negatif lainnya. Karena ketika memasak yang saya harapkan adalah bisa membuat suatu karya yang tidak hanya mengenyangkan perut yang lapar, tapi juga bisa membuat orang lain senang… (korbannya adalah teman satu rumah kontrakan saya, jadi tester mulu. But, trully you are the best friend. Hehehe :D)

~Life To Do!

 

 

Take It or Leave It.

Take It or Leave It. Ya, akhirnya saya memutuskan untuk membuat postingan terbaru di senin pagi yang insyaAllah indah ini 😀

Banyak orang yang punya hobi baru sekarang. Menggalau. Kenapa saya bilang hobi baru? Karena hampir setiap say login ke jejaring sosial seperti facebook atau twitter, status orang-orang yang terdaftar sebagai teman saya rata-rata status GALAU. Ya, tidak bisa dipungkiri juga bahwa saya juga manusia biasa sama seperti mereka yang juga sering pernah galau. Tapi, sadar gak sih? Pernah tidak terbersit dalam pikiran kita bahwa menggalau itu just Wasting Time?

Kita secara tidak sadar membunuh banyak waktu-waktu berharga. Kalau yang dengan menggalau 30 menit saya kadang masih bingung harus milih ikut organisasi apa, pulang apa tidak liburan akhir tahun ini dan sebagainya. Padahal waktu selama itu bisa saya gunakan untuk nyari literatur untuk laporan karkas unggas (laporan minggu ini -___-“).

Saya sadar bahwa ini banyak mempengaruhi manajemen waktu saya. Jadi kacau balau, jadi makin sering terlambat datang ke suatu acara (untungnya kuliah gak,on time. Meski belum bisa sering-sering before the time :D)

Mungkin resep sederhana yang bisa saya bagi adalah kalimat diatas itu :”Take It or Leave It”. Ketika kita ragu akan suatu hal atau bingung menentukan pilihan maka ambil hal itu jika baik dan tinggalkan jika buruk. Keragu-raguan atau bahasa anak gaoel sekarang bilang GALAU, hanya akan merugikan kita dan banyak hal di sekitar kita. Kata seorang sahabat ketika saya bingung antara dua pilihan, dia dengan ringannya berkata , “Shalat Istikharah aja.”

Pada dasarnya, semua masalah ada solusinya. Kembali kepada kita mau mencari solusi atas masalah itu atau tidak. Mau keras berpikir dan serius menentukan pilihan atau tidak. Mau menerapkan aplikasi dari suatu ilmu atau tidak. Karena kalau kita tahu ilmunya, tahu harus bagaimana, tahu manfaatnya maka kita tidak akan GALAU lagi 😀

 

Keep Spirit coz Life to Do

Perbedaan kita…

Bhineka Tunggal Ika

Kalimat diatas selalu terdengar ketika saya kecil. Ketika masih duduk di bangku sekolah dasar, hal itu yang cukup sering terdengar ketika pelajaran kewarganegaraan. Saya baru memahami sekarang. Kenapa sangat penting untuk menanamkan pemahaman itu sejak dini. Karena kenyataannya di sekitar kita adalah perbedaan. Di sekitar kita semuanya berbeda, ada yang berkulit hitam, putih. Dari kepercayaan, ada yang Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hucu. Bahkan ada yang tidak memiliki kepercayaan.

Bukan hanya di sekitar kita, bahkan dalam unit paling kecil dari kehidupan, banyak perbedaan dan pertentangan. Contoh paling nyatanya adalah orang yang sedang galau. Orang yang sedang galau, memiliki dua pandangan yang berbeda dalam diri mereka (pengalaman pribadi :P)

Back to topic, about differentiation. Many people make this to be a problem, and many of them not. The last part is a part that want to be learn about how to be tolerate. They think this will not be a problem because in human live, this is a fact that we have to face all day. And making this such a problem just wasting time.

Hal diatas juga pendapat saya. Memang sulit jika harus mengalami perbedaan, terutama hal prinsipil yang akan menentukan bagaimana kita bergerak. Apalagi bila perbedaan itu terjadi dengan orang-orang yang kita sayangi atau yang dekat dengan kita, seperti orang tua, sahabat, saudara kandung dll. But, still this is not a problem. This can make us learn  how to understand another people think about their life. This can make us learn abut life, that maybe we can’t learn from school or our experience.

Ya, saya juga tidak akan mempermasalahkan perbedaan lagi. Karena kita hidup dengan warna pelangi.Pelangi ada karna itu adalah gabungan dari warna-warna yang berbeda. Mungkin, kita harus belajar bagaimana menjadi pelangi. Bagaimana sejajar dengan orang yang berbeda dengan kita, orang-orang terdekat kita untuk melakukan sesuatu perubahan agar semuanya terasa lebih indah. Ini bukan kalimat naif atau apapun.

Tanya pada hati anda sendiri,  hati nurani anda, apa yang anda inginkan dari semua hiruk pikuk ini. Dari semua kerja keras anda, perjuangan anda tiap hari, belajar keras anda. Dari semua tangisan yang mungkin harus keluar atas semua kelelahan ini,kalau bukan kita mengharapkan kebahagiaan dan perdamaian. Manusia pada dasarnya menginginkan itu semua. Dan untuk kehidupan kita yang begitu heterigen, bahkan dalam diri sendiri, hal ini memerlukan banyak kesabaran dan perjuangan.

Tetap semangat untuk Berjuang!!!

~Life to DO!!!

Manusia butuh eksistensi

Manusia butuh eksistensi agar dapat bertahan hidup, agar dapat berkomunikasi dengan sesama makhluk hidup dan lain-lainnya. Eksistensi manusia disini dimaksudkan dengan keberadaan manusia tersebut diketahui orang banyak. Hal ini penting untuk banyak  kepentingan, misalnya seorang pengusaha yang ingin memperkenalkan usahanya atau produk dari usahanya membutuhkan eksistensi (dikenal orang) agar usahanya dapat maju dan berkembang.

Beberapa orang sering salah dalam mengartikan tujuan eksistensi. Eksistensi dapat berarti keberadaan kita diketahui orang banyak. Tapi ada juga orang yang meyalahgunakan eksistensi untuk tujuan yang kurang baik. Seperti merekrut orang dalam suatu organisasi yang bertujuan kurang baik. Eksistensi bisa juga berkaitan dengan pengaruh orang terhadap orang lain. Bagaimana ia dapat memengaruhi orang lain untuk mengikuti atau mungkin berpikiran sama dengan yang mempengaruhi tersebut.

Tujuan saya membuat tulisan ini sebenarnya ingin menuangkan pikiran saya tentang pendapat beberapa teman tentang eksistensi. Menurut saya, kita memang membutuhkan eksistensi. Sekalipun saya juga sangat setuju dengan sebuah peryataan “Lebih baik jadi cacing di dalam tanah daripada jadi cacing di atas tanah tetapi mati kepanasan”. Makna  dari pernyataan tersebut adalah lebih baik jadi cacing di dalam tanah, bisa menyuburkan tanaman yang tumbuh tapi kita tidak terlihat oleh orang lain bahwa kita menyuburkan tanaman tersebut.

Kalau saya sendiri memikirkan lebih ke cacing tersebut memang habitatnya di dalam tanah. Jadi kalau boleh beranalogi, setiap orang memiliki tempat dan peranan sendiri untuk berkontribusi. Sehingga setiap orang akan berbeda dalam hal peranan dan bidang dalam berkontribusi. Dan hal ini tidak seharusnya menjadi sebuah perdebatan, karena di mana pun kita dan sebagai apa pun kita, kita memang dilahirkan untuk bermanfaat bagi orang lain. Perkara orang jahat atau orang baik sudah ada perannya masing-masing. Tinggal menjalankan saja ;D

Orang tidak perlu membutuhkan eksistensi untuk berkontribusi. Tetapi eksistensi akan hadir sejalan dengan kontribusi  (Riana 2011) (hohoho…biar eksis)

Seorang senior jauh diatas saya pernah berkata dalam sebuah acara up-grading kepanitiaan, bahwa orang jahat adalah orang yang SEDANG melakukan kejahatan dan orang baik adalah orang yang SEDANG melakukan kebaikan. Simple bukan? Sehingga kita sebagai manusia biasa tidak akan pernah luput dari perbuatan jahat dan juga tidak akan sepenuhnya menjadi orang jahat. Pasti ada sisi dalam hati yang selalu membisikkan kebaikan, yang biasa disebut sebagai hati nurani 😀

 

~Life to Do 😀