Amateur Photograph (part VI)

In this posting, saya akan banyak menampilkan beberapa foto dengan teknik pengambilan makro atau dalam jarak dekat. Sebenarnya saya gak berbakat juga tidak terlalu ahli dalam hal fotografi. Mengapa saya tetap hobi bahkan cenderung tergila-gila? Karena fotografi membuat saya merasa nyaman. Yah, memang kata orang, cinta itu tidak butuh alasan. So, mungkin next time seiring berjalannya waktu saya bisa benar-benar mencintai fotografi. Sekarang cukup merasa nyaman dengan apa yang saya lakukan dulu. Nah, foto diatas foto embun di ujung daun. Sebenarnya masih kurang keren jika dibandingkan dengan foto banyak orang. But, better than never lah ya πŸ˜€ Lebih baik mencoba memotret, jadi saya bisa tahu bagian mana yang harus saya perbaiki atau saya perkuat. At all, embun di pagi hari itu indah.

Akhir-akhir ini saya lagi suka warna merah juga oranye tua seperti warna bunga di samping. Foto ini diambil di halaman dekat Graha Widya Wisuda (GWW) ke arah ATM Center. Kalau ada yang iseng merhatiin, di jalannya banyak bunga yang suka jatuh dan warnanya oranye, nah inilah bunga itu. Di halaman itu, tumbuh pohon besar dan berbunga seperti di samping. Dulu, juga saya sempat memotret bunga berwarna merah muda dengan posisi persis seperti ini. Tapi karena satu dan lain hal, hard disk laptop saya rusak dan bla-bla #Speechless 😦

Tanaman disamping adalah tanaman favorit saya ketika saya liburan kemarin ke rumah kakek dan nenek dari Bunda. Tanaman ini mudah sekali tumbuh di sembarang tempat. Saya menduga, tanaman berbunga ungu kebiruan atau merah muda ini bereproduksi aseksual dengan bunganya yang sudah tua lalu jatuh ke tanah dan terbentuklah tanaman baru. Mirip cocor bebek mungkin. Karena daun cocor bebek yang jatuh ke tanah bisa tumbuh. Bunga dengan bentuk terompet ini apabila rimbun dalam satu pot terlihat sangat indah. Kemarin saya iseng memindahkan beberapa tanaman dengan bunga ungu dan merah muda dalam satu pot. Tapi, saya belum tahu apakah sekarang mereka berhasil bertahan hidup atau tidak. Karena sehari setelah saya pindahkan, beberapa tanaman terlihat layu. (Hiks)

Gambar ini bukan termasuk gambar dengan teknik makro. Yang jadi objek dari gambar ini adalah perpustakaan IPB yang merupakan gedung baru dan di sebelah kirinya ada gedung rektorat, gedung Andi Hakim Nasoetion. Coba tebak, ini diambil ketika pagi hari atau sore hari? Yup, jawabannya pagi hari. Karena foto disamping masih satu paket dengan postingan Amateur Photograpfh (part V). Hehe.

Next picture is a picture that I taken from Masjid Raya Bogor.Dari balkon Masjid Raya Bogor, kita bisa melihat apa yang disebut di film cin(T)a dengan istilah ‘Arsitektur Kota Indonesia’. Hehe. Emang kelihatan crowded banget tapi lumayan hijau karena di beberapa tempat masih ada pohonnya.

Memotret menurut saya, adalah bagaimana kita membekukan waktu dan menangkap objek yang terlihat biasa namun ketika hasilnya kita dapatkan, ternyata objek tersebut tidak sebiasa ketika kita memikirkannya. Contohnya, pensil warna. Dalam bayangan kita, pensil warna adalah pensil dengan jumlah banyak yang terdiri atas beragam warna dan digunakan untuk mewarnai gambar atau menulis. Tapi, dengan meletakkan pensil warna di atas dasar berwarna putih lalu sedikit dihamburkan juga ditambah dengan beberapa benda yang berhubungan, seperti kanvas atau cat warna, hasilnya mungkin sedikit berbeda. So, keep capture the light πŸ˜€

Life to Do!

Hujan

Tinggal di Bogor yang biasa disebut dengan kota hujan, ya berarti harus siap dengan segala macam peralatan perang ketika keluar dari tempat berteduh. Dalam tas harus selalu siap sedia payung atau buat yang bepergian dengan sepeda motor harus sedia jas hujan. Gak papa sih kalau hujannya rintik-rintik sendu gitu jadinya berasa romantis (apa sih?). Tapi kalau sedang lebat seperti sekarang, ya agak gak enak juga kemana-mana berbasah kuyup, rawan sakit euy.

Hujan selalu menyenangkan, ketika masih kecil tentunya. Waktu masih kecil, saya paling seneng main di dalam got alias parit. Ini gak boong, boleh percaya boleh tidak. Masa kanak-kanak adalah masa dimana hal-hal yang menurut orang dewasa begitu kekanak-kanakan (karena orang dewasa udah gak pantes lagi), tapi menurut kanak-kanak hal tersebut sangat menyenangkan. Saya juga suka main ciprat-cipratan air hujan yang turun dari pinggiran atap seng dengan teman-teman saya. Biasanya, teman yang tidak sadar alias lengah akan berteriak kesal lalu mengejar saya dengan air hujan ditangannya. Haha, what a wonderful day, didn’t it? Kalau sekarang pengen juga sih main-main hujan. Tapi sepertinya tuntutan akan kedewasaan melarang banyak hal untuk dilakukan. Heu -__-”

Salah satu ayat Allah tentang Hujan adalah dalam surah Al-Anfaal ayat 11 yang memiliki arti sebagai berikut :

“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujandari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kaki(mu)”

Subhanallah ya! Memperteguh telapak kaki disini dapat juga diartikan dengan keteguhan hati dan keteguhan pendirian. Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah mengatakan, β€œHujan yang dimaksud di sini adalah hujan yang Allah turunkan dari langit ketika hari Badr dengan tujuan mensucikan orang-orang beriman untuk shalat mereka. Karena pada saati itu mereka dalam keadaan junub namun tidak ada air untuk mensucikan diri mereka. Ketika hujan turun, mereka pun bisa mandi dan bersuci dengannya. Setan ketika itu telah memberikan was-was pada mereka yang membuat mereka bersedih hati. Mereka dibuat sedih dengan mengatakan bahwa pagi itu mereka dalam keadaan junub dan tidak memiliki air. Maka Allah hilangkan was-was tadi dari hati mereka karena sebab diturunkannya hujan. Hati mereka pun semakin kuat. Turunnya hujan ini pun menguatkan langkah mereka. … Inilah pertolongan Allah kepada Nabi-Nya dan wali-wali Allah. Dengan sebab ini, mereka semakin kuat menghadapi musuh-musuhnya.” (lengkapnya tentang hikmah hujan bisa dilihat disini)

Makanya tidak heran bahwa hujan itu adalah salah satu kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Pernah merasa tidak ketika sedang hujan, atau mendengar suara hujan, hati merasa tentram dan damai? Gundah gulana atau anak gahoel jaman sekarang menyebutnya dengan galau pun sirna. Atau ketika hujan malah makin merasakan galau? Hehe. Harusnya sih lebih merasa tentram karena hujan bukti bahwa Allah sayang sama kita. Ada juga sih yang ngedumel karena jemurannya gak kering-kering, gak bisa pergi, jadi banjir dan lain-lain. Saya bukan orang yang tidak pernah ngedumel ketika hujan dan beberapa hal jadi terganggu, tapi ketika dipikir-pikir lagi, ngapain sih saya marah-marah. Toh jemuran saya juga gak simsalabim langsung kering kan? Malah jadi romantis kalau hujan #Eaaa. Yah apa pun itu, hujan itu rezeki buat manusia. So, enjoy it πŸ˜€

Life To Do~