Perpindahan

Sebenarnya postingan kali ini cukup banyak terpengaruh dan terinspirasi dari tulisan Raditya Dika dalam novel barunya, “Manusia Setengah Salmon”. Saya merasakan perpindahan memang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk dapat beradaptasi dengan hal baru. Kalimat yang sering saya dengar, Segala hal berubah kecuali Perubahan itu sendiri. Semua hal banyak berubah, bahkan sejak kita lahir pun, ASI yang kita minum pertama kali, makanan yang dapat memenuhi kebutuhan bayi pun mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Setiap hari, setiap minggu, setiap bulan lalu tiba di saat harus berpindah atau berubah ke MP-ASI perlahan-lahan. Hingga harus makan seperti orang kebanyakan. Setiap hal memang butuh proses untuk berubah. Menurut saya, proses juga bagian dari perubahan. Dan tidak semua orang bisa mengalami perubahan dengan baik atau melewati perpindahan itu dengan baik. Banyak hal yang harus dilakukan dalam tahap adaptasi menghadapi perubahan. Contoh sederhananya, dari SD masuk ke SMP. Yang biasanya, masih bisa lari-lari khas anak kecil, intensitasnya sudah banyak berubah. Sudah mengenal kosa kata Jaim. Sudah mengenal vocab jatuh cinta, walau pun banyak juga anak SD atau TK yang sudah suka dengan teman sepermainannya sendiri, jatuh cinta (monyet).

Bagaimana seseorang menghadapi perubahan dalam hidupnya turut dipengaruhi dan mempengaruhi kedewasaannya. Seorang guru SMA pernah berkata bahwa saya termasuk dalam jajaran ‘korban’ yang dewasa karena keadaan (uhuk! Bangga :D). Bagaimana tidak karena keadaan, kelas 2 SMP saya sudah tinggal jauh dari orang tua saya. Ibarat orang tua saya tinggal di Bogor, sedangkan saya harus tinggal di Bandung untuk tinggal dan bersekolah dengan Bude (kakak dari Papa). Walau pun saya sangat menyadari bukan hanya saya yang mengalami nasib seperti ini karena saya yakin di luar sana lebih banyak anak-anak yang lebih muda dari saya yang harus hidup mandiri karena berbagai alasan.

Perpindahan juga turut hadir dalam fase berpindah saya. Berpindah dari jurusan yang sangat saya inginkan jaman SMA ke cita-cita yang saya inginkan jaman kecil dulu. Bukan hal yang mudah semudah membalikan telapak tangan atau semudah menyeduh kopi dari dispenser air panas. Butuh banyak adaptasi dengan hal baru, tujuan hidup yang baru (beberapa), dasar yang baru (biologi) dan lain-lain. Sampai saat ini yang menyemangati saya adalah orang-orang dalam hidup saya. Mereka semua menyemangati baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam ilmu fisika sendiri, perpindahan diartikan dengan besarnya perubahan jarak per satuan waktu. Maka perpindahan dalam hal kehidupan menurut saya adalah seberapa besar kita dapat mengalami perubahan dalam setiap detik kehidupan. Perpindahan dalam fisika bisa bernilai negatif atau positif. Karena perpindahan sendiri termasuk satuan vektor yang bergantung pada arah bergeraknya. Saya rasa begitu pun dalam kehidupan. Bila kita analogikan titik seperti pindah dari satu barang, misal kemarin saya sempat kehilangan sepatu yang biasa saya pakai untuk kuliah sebagai titik acu. Lalu suatu waktu datang ke toko sepatu yang sama dan menemukan sepatu yang serupa. Akan bernilai negatif bila saya membeli sepatu yang sama. Sebaliknya akan bernilai positif bila saya membeli sepatu yang lain. Kita analogikan begitu saja agar lebih mudah. Dan pada akhirnya saya membeli sepatu yang sama dengan sepatu saya yang hilang. Kenapa? Karena saya ingin saja.

Raditya juga bilang dalam bukunya bahwa dalam perpindahan juga ada saat di mana kita cenderung membandingkan hal baru dengan hal yang lama. Misal, punya pacar baru dibandingkan dengan mantan pacar yang bisa menghasilkan konflik.

Perpindahan bisa berdampak negatif dan bisa berdampak buruk. Dampak buruknya bisa merasa kurang nyaman dengan hal baru, merasa dirugikan (beli buku baru yang ternyata bajakan) dan lain-lain. Dampak baiknya mungkin kita bisa menemukan suasana baru yang ternyata sangat menentramkan hati, menemukan tambatan hati (kalau dapat pacar baru) dkk.

Bagaimana cara yang baik dalam menghadapi perpindahan? Move On sebenar-benarnya bisa dilalui dengan ikhlas, sabar dan syukur. Bahwa mungkin cara terbaik untuk melanjutkan hidup adalah dengan bangun dari tempat kita tidur (kecuali tidur selamanya), bangkit dari tempat kita duduk dan berjalan dari tempat kita berpijak sekarang. Buku yang beberapa hari ini saya baca selain Manusia Setengah Salmon-Raditya Dika, adalah buku-buku Tere-Liye yang juga beberapa membicarakan tentang perpindahan. Bahwa dengan berpindah kita bisa mendapatkan kehidupan yang mungkin lebih baik dari kehidupan yang sekarang kita lalui. Mungkin dengan berpindah, keluar dari zona nyaman, kita bisa mendapatkan sesuatu yang berbeda yang bisa menambah pelajaran dalam hidup daripada hanya bergelung dalam selimut tebal bernama kenyamanan.

Ada seorang teman saya, cukup dekat. Namun, saya dan dia lebih sepakat dengan istilah sahabat tanpa perasaan, karena kita bisa membicarakan apa saja tanpa perlu merasa sakit hati dengan ucapan salah satu dari kita. Dia adalah orang dengan segala macam keanehan dan keunikan tersendiri. Salah satu dari beberapa orang dengan nasib yang sama dengan saya, ditolak ITB. Haha. Tapi kami sepakat tidak pernah pakai perasaan. Dialah pencetus ide “Hidup gak usah pakai perasaan”. Dia juga orang yang saya tahu ingin keluar dari zona nyamannya selama ini. Orang tuanya di Bogor dengan segala hal yang mencukupi kehidupannya. Tapi, dia malah memutuskan ingin tinggal di dekat kampus, tinggal di sebuah kos. Dia sendiri mengakui pada saya ingin merasakan seperti anak rantau lain rasakan, ditelpon untuk menanyakan kabar, makan di kos, pulang ke kos dan hal-hal lain berbau kos. Dan, dia pernah dengan bangganya memamerkan kunci kamar kosnya kepada teman saya yang lain, mengatakan bahwa sekarang hidupnya di sana. Ya, keluar dari zona nyaman alias melakukan perpindahan juga bisa menyenangkan, bukan? 😀

Life To Do!

Some that’re really unique and rare :)

Sebenarnya judul postingan di atas sedikit jomplang dengan isinya. Tapi bodo amat! Karena saya memang ingin berbagi cerita tentang beberapa  jurusan di Perguruan Tinggi yang sempat ingin saya masuki dan menurut saya cukup langka.  Juga ada beberapa jurusan yang walau pun tidak ingin saya masuki, tapi menurut saya cukup langka dan semoga informasi ini berguna 😀

1. Teknik Nuklir- Universitas Gadjah Mada

Semoga spell untuk UGMnya bener. Kalau gak bisa diprotes saja teman-teman saya yang kuliah di sana. Ya, saya pernah ingin sekali masuk ke jurusan Teknik Nuklir UGM. Sebenarnya karena ingin bekerja di reaktor nuklir juga supaya lebih mengerti tentang tenaga nuklir yang katanya beberapa waktu kedepan bisa menggantikan tenaga diesel dan air.  Bunda saya jelas adalah orang yang pertama kali menentang saya dan senior saya yang sekarang kuliah di Jember adalah orang yang pertama memberikan dukungan. Mungkin waktu SMA ini adalah pilihan jurusan yang sangat tidak biasa melihat banyak sekali kasus orang tua menginginkan anaknya untuk masuk Fakultas Kedokteran. Dan saya juga termasuk korbannya (-___-“). Salah seorang penulis favorit saya, Pak Agus Salim yang menulis beberapa buku seperti Pusaran Energi Ka’bah dan Menguak 3 Rahasia adalah lulusan dari Teknik Nuklir UGM. Dan pikiran jaman SMA saya mengatakan adalah hal yang cool (baca : keren) ketika seorang cewek masuk jurusan teknik, terlebih teknik Nuklir. And, this is only at UGM.

2. Astronomi-Institut Teknologi Bandung

Ini adalah jurusan yang sangat ingin saya masuki setelah euforia masa olimpiade sains. Bagaimana tidak, dari kelas 1 SMA saya sudah memutuskan akan fokus ke astronomi dan menyukainya. And you know it, bagian paling menyenangkan darinya adalah observasi. Saat dimana bisa menggunakan teleskop, barang yang menurut saya sama mengagumkannya dengan kamera DSLR Nikon atau Canon. Tapi jelas, perbedaan nyatanya adalah, teleskop tidak bisa sembarang digunakan juga dimiliki, apalagi oleh anak muda yang setahun lalu banyak berkeliaran di Malioboro sambil dengan gaya menggantungkan DSLRnya di leher. Jurusan ini merupakan satu-satunya di Indonesia bahkan Asia Tenggara, NTU saja tidak punya jurusan Astronomi. Dan faktanya memang hanya ada di ITB saja. Jadi, kalian mahasiswa ITB jurusan Astronomi, bersyukurlah.

3. Biokimia-Institut Pertanian Bogor

Jurusan ini kata teman hanya ada di IPB (tolong koreksi jika salah). Termasuk jurusan langka. Dari namanya kedengarannya harus punya kemampuan dan kompetensi di bidang Biologi juga Kimia. Memang sih. Di departemen saya juga ada mata kuliah Pengantar Biokimia Gizi. Jadi belajarnya tentang struktur kimia protein, vitamin, lipid, karbohidrat, dkk. Juga belajar kaitannya dengan fungsi biologi dalam tubuh. Kalau praktikumnya juga banyak biologi dan kimianya. Departemen ini terletak terpisah dari Fakultas yang mengampunya, yaitu FMIPA. Kalau FMIPA IPB, terutama beberapa departemen seperti Matematika, Statistika, Geofisika dan Meteorologi, Fisika, dan Ilkom (Ilmu Komputer yang sering diplesetkan oleh teman saya menjadi ilmu komedi atau ilmu komunikasi) terletak satu RT dengan fakultas Pertanian, Fakultas Ekologi Manusia, daerah TPB dan lain-lain, maka FMIPA yang lain seperti Biologi, Biokimia dan Kimia terletak di antara FPIK (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) dan Fapet (Fakultas Peternakan). Dan yang lebih unik lagi adalah Departemen Biokimia terletak di antara dua saudaranya, Departemen Biologi dan Kimia.

4. Arsitektur Lanskap-Institut Pertanian Bogor

Ini juga menurut saya adalah jurusan yang langka. Bunda pernah memberikan usulan untuk masuk ke departemen ini, tapi langsung saya tolak mentah-mentah karena saya ingat saya tidak berbakat menggambar. Dan setelah saya masuk IPB terutama semester 3, saya berniat menjuluki mereka dengan “Pasukan Ber-basoka”. Kenapa? Sederhana. Karena saya sangat sering melihat mahasiswa jurusan ini membawa basoka (tabung untuk menyimpan kertas gambar). Peluang menebak mahasiswa yang membawa basoka adalah mahasiswa ARL sekitar 95% benar. Peluang 5% mungkin salah karena kata teman saya yang kuliah di jurusan Teknik Sipil, mereka akan menggunakan basoka juga, tapi tidak sesering mahasiswa ARL.

5. Aeronotika-Institut Teknologi Bandung

Jurusan tersebut menurut saya juga satu dari beberapa yang langka. Saya pernah ingin masuk ke sana, tapi bukan di ITB. Tepatnya tertarik dengan Aerospace Engineering yang ada di NTU (Yang ini juga ditolak Bunda saya). Dipikir-pikir saya banyak maunya ya? Hehe. Anggap saja cara saya menikmati masa muda, ingin mencoba banyak hal. Saya tertarik karena saya pikir sedikit nyerempet dengan astronomi. Ya mungkin kalau astronomi banyak mempelajari tentang bintang, matahari, tata surya, galaksi dan kawan-kawan, aeronotika sepertinya banyak berinteraksi dengan pesawat ulang alik.

6. Sastra Cina-Universitas Indonesia

Hasil searching google barusan, Jurusan Sastra Cina adalah jurusan yang cukup langka. Dan saya juga jarang mendengar orang kuliah di jurusan ini. Kalau tidak salah (karena jaringan lagi jelek di sini) jurusan ini juga merupakan jurusan yang baru di UI.

~Life To DO! 😀

Libur Telah Tiba~Waktunya Ngeblog!

Libur telah tiba-libur telah tiba, hore! Hore ! Hatiku gembiraaaa…Hehe. Berasa kembali ke jaman SD, nyanyi lagunya Tasya. Dan tiba-tiba kebayang banyak domba di sekitar saya.

Libur kuliah sebenarnya udah dari tanggal kami kelar ujian, sekitar tanggal 12 Januari untuk departemen saya. Berhubung di IPB itu ada 9 fakultas dan sekitar 30-an departemen (untuk undergraduatenya saja), plus ada otonomi kampus (Sotoy) jadi liburannya beda-beda, tergantung kapan kelar ujiannya. Hehe. Tapi resminya ujian semester ganjil kemarin berakhir sampai hari Sabtu tanggal 14 Januari. Dan akan masuk untuk semester genap tanggal 13 februari. But, ada jadwal ketemu dosen PA tanggal 30 Januari sampai tanggal 4 februari. It means we have to stay at Bogor faster than schedul -____-”

Udah biasa sih dari jaman SMA, liburan kepotong gini. Sering jadi panitia MOS atau ada tugas OSIS bla-bla. Juga beberapa kadang suka ada belajar bareng buat Olimpiade Sains (kalau gak salah ingat). tapi, ada hikmahnya juga. Libur begini, saya malah rindu kuliah, rindu praktikum, dan juga bikin laporan. Walau semester kemarin sempat di komentarin sama teman satu rumah kontrakan, “Lu tuh gak di rumah, gak di kampus, kerjaannya bikin laporan mulu. Heran gue!” Saya pun hanya bisa diam kalau mendengar dia komen seperti itu. Atau kalau sedang mood, biasanya saya timpali dengan kalimat yang langsung menohoknya, seperti, “Ya iyalah. Kan departemen lu kerjaannya survei mulu :p”

Ngomong-ngomong soal liburan, beberapa hari yang lalu saya sempat hampir mati karena sebal bin kecewa. Gara-garanya jaringan di rumah nenek susah diajak kompromi. Dan hasilnya saya harus menunda untuk ngeblog dengan bahagia. Jadilah, hari ini baru bisa ngeblog dengan bahagia. Padahal sebelum liburan kemarin, saya dan teman satu departemen saya, Erlina punya rencana selama liburan ini harus bisa menghasilkan postingan di blog sebanyak 50. Apa mau dikata, saya baru mulai seminggu setelah liburan berjalan. Benar-benar merasa banyak waktu yang sia-sia terbuang dengan nonton dorama korea. Parah!

Tapi, hidup harus terus berjalan. Saya optimis targetan saya selama liburan insyaAllah bisa tercapai. Dengan kerja keras dan ketekunan tentunya. Walau awalnya sempat merasa pesimis bisa menyelesaikan targetan liburan, tapi kalau saya saja tidak percaya dengan kemampuan saya, bagaimana orang lain akan memandang saya? Satu kalimat yang selalu menyemangati saya selama di SMA adalah slogan SMA saya. Dalam bahasa Berau kurang lebih begini, “Amun Dangkita Dampa Dapai”. Dalam bahasa Indonesia berarti, Kamu Bisa Jika Kamu Percaya. Jadi first stepnya adalah percaya. Tetap menjalani hidup dengan kepercayaan yang indah, keoptimisan dalam menatap kehidupan sekali pun berat dan menyedihkan plus hasilnya mengecewakan. InsyaAllah selalu ada hikmah yang mungkin tidak semua orang bisa mengerti bila tidak memikirkannya, merenungi dan merasakan sendiri.

Keep Struggle. Life to Do!

Semangat Liburan dengan Hal Bermanfaat!!!

Amateur Photograph (part II)

Yup, this is the second writing for photograph. Kali ini saya ingin berbagi beberapa foto tentang kota kelahiran saya, Kebumen. Kebumen adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah. Kebumen itu ada daerah yang dikelilingi gunung dan ada juga daerah yang dekat dengan pantai. Kebetulan rumah kakek-nenek saya dari Papa dan Bunda (banyak yang protes dengan panggilan ini karena gak sinkron. Bodo ah!) yang bedanya hanya dipisahkan beberapa desa sejauh beberapa belas kilometer (ini mah jauh -__-“) daerahnya dekat dengan gunung. Tidak selalu dingin memang, tapi kadang jam 11 siang saya masih pakai jaket karena tidak terbiasa dengan dinginnya.

Kalau banyak orang bilang kendaraan di atas itu namanya delman atau andong atau apa pun yang ingin kalian bilang, bagi saya yang di atas itu namanya DOKAR! Kendaraan satu ini punya kenangan yang belum bisa saya lupain sampai sekarang. Jadi waktu Bunda saya hamil si Dimas (my brother), kami (saya, Bunda dan Nenek) pergi ke kebumen kota buat suatu urusan dengan menaiki dokar ini. Masa kecil adalah masa dimana kalian selalu tertarik akan sesuatu lalu mencobanya. Masa kecil juga masa dimana kalian akan mengingat hal yang bisa jadi menyebabkan trauma. Dan itulah yang terjadi pada saya. Dokar yang kami naiki digerakan dengan kuda (yaiyalah). Kuda tersebut di tengah jalan entah kenapa berhenti. Nenek saya pun memegang saya dan Bunda karena dokarnya pun ikut oleng. Karena hal itu, jari nenek saya terluka.

Meskipun dekat gunung, bukan berarti jauh dari pantai. Butuh waktu beberapa menit, kurang lebih 45 menit untuk sampai di pantai yang terdekat dengan rumah Kakek dan nenek saya. Foto diatas adalah foto pantai Petanahan. Meski pun pasirnya tidak putih, tapi ombak disini lumayan untuk menghanyutkanmu. Bukan untuk menakuti, tapi ombaknya memang deras dan anak-anak yang main di pantai harus selalu didampingi orang tuanya 😀

Seperti daerah jawa lainnya, Kebumen juga masih memiliki budaya yang semoga tidak lekang dimakan waktu. Yup, membatik. Kelihatannya sih gampang tinggal gores-gores doang di atas kain.Tapi, aslinya mah susah. Foto diatas foto saudara perempuan kakek saya alias nenek saya juga. Nenek saya ada berapa? Saya gak pernah menghitung. Hehe 😀

Ini foto Nenek saya waktu sedang membatik 😀

Ini salah satu hasil kain batik yang dibuat Nenek saya 😀

Selain dekat dengan gunung, di depan dan di belakang rumah kakek-nenek saya juga ada sungai. Ya, walau ketika kemarau datang sungai tersebut bisa menjadi kering. Foto disamping adalah foto bendungan di dekat rumah kakek-nenek. Kalau sedang berlibur ke Kebumen, saya dan paman sering datang ke sini. Memang tidak ada sesuatu yang istimewa di sana. Tapi suara air cukup membuat saya tenang.(Eaaa :D)

Foto yang satu ini salah satu favorit saya 😀 langit birunya bagus. Gradasi yang indah dan unik. Subhanallah 🙂 Tetap semangat setelah UAS karena ujian bukan hanya UAS, UTS atau Ujian Praktikum. Tapi masih ada ujian kehidupan yang lebih panjang (kata teman saya).Haha…Tetap sehat dan tetap semangat!

Happy holiday all. Have a nice day with something usefull and meaningfull.

Because life to Do!

Makanan ^__^

Makan. Siapa sih yang gak butuh makan. Semua orang pasti butuh makan. Dan makan bukan hanya makan yang beragam, berimbang dan bervariasi. Kadang-kadang juga perlu untuk Wisata Kuliner. Ini ada beberapa makanan plus tempat yang saya suka dan wish someday bisa ke sana lagi. Syukur-syukur ada yang mau traktir 😀

Ini es krim yang ada di Ragusa. Kebetulan beberapa bulan yang lalu (udah agak lama) ngebolang bareng temen keliling kota tua trus ke Masjid Istiqlal buat shalat. Eh ada temen gak sengaja nemu spot ini deket Istiqlal. Lupa nama Jalannya apa. Pokoknya spot es krim Italia ini gayanya beda sama  restoran yang sederatan sama dia. Sejak 1932. Oldies? Right. Tapi kalau datang ke sini suasananya enak banget. Lumayan kekeluargaan. Es Krimnya? Jangan ditanya. Coba sendiri aja. Dijamin pengen dateng lagi. Hehe

Kalau yang disamping kanan ini, pancake yang ada di restoran Jepang di Jogja. Lupa nama restorannya apa. Yang pasti dekat sama POM Bensin. Haha…Lupa karena udah lama makannya, sekitar tahun lalu. Sebenarnya pesen Pancakenya biasa aja. Tapi karena waktu itu ditawarin mau pake es krim apa gak dan kebetulan lagi makan bareng sepupu yang kuliah di Jogja, jadi ayo deh. Yang artinya kudu nambah beberapa ribu. Mumpung lagi rame-rame jadi bayarnya lebih murah (Mahasiswa banget ya? :D). Pancake ini pake topping es krim stroberi, ditaburin choco cips dan pake saus karamel. Pengen? Bisa nyoba bikin sendiri. Atau kalau tinggal di jogja tinggal cari restoran yang ngejual Pancake :D.

Next adalah kantin kampus yang menurut saya paling rame. Haha. Yes, Sapta.

Kantin ini terletak di kampus S1 IPB Darmaga, Bogor 😀 Kenapa dibilang paling rame? Karena yang aslinya ini kantin Fakultas Teknik Pertanian tapi yang dimakan disini hampir semua mahasiswa dari fakultas lain kecuali FPIK, Fapet, dan FKH karena tempat kuliah mereka yang jauh. Makanan yang saya suka disini Bento dan Toge Goreng. Toge Goreng adalah makanan khas Bogor. Isinya lontong, toge direbus, kuah, dan tahu. Rasanya gurih-manis.

Have a Nice day all 😀

Life To DO!

Bintang Sirius di Al-Qur’an

Kita pasti sudah sering melihat bintang di langit malam yang indah. Apalagi ketika cuaca cerah, sangat menyenangkan duduk mengagumi ciptaan Allah yang satu ini. Banyak orang yang mengidentikkan bintang dan langit malam dengan romatisme karena banyak puisi cinta yang menggunakan perumpaan bintang, bulan dan bermacam-macam objek langit lainnya. Pernahkah kalian mendengar nama bintang Sirius? Ya, bagi orang yang menyukai astronomi, bintang Sirius adalah bintang yang cukup dikenal karena cukup terang disbanding bintang lainnya.

Tahukah kalian? Bintang Sirius adalah salah satu bintang yang pernah dijadikan sembahan oleh masyarakat Mesir Kuno. Lalu pada 1844 Frederich Wilhelm Bassel menarik kesimpulan bahwa Sirius kemungkinan memiliki pasangan. Hampir dua dekade kemudian, pada 1862, Alvan Graham Clark menemukan pasangan redup tersebut yang kemudian dinamai Sirius B, yang dikenal dengan panggilan sayang “Sang Anak Anjing”. Komponen yang terlihat saat ini kadang-kadang disebut sebagai Sirius A.

Hal yang menarik, jauh sebelum para astronom meneliti bahwa Sirius merupakan bintang ganda, hal tersebut sudah terlebih dahulu ada dalam Al-quran.

“dan bahwasanya Dialah adalah Tuhan (yang memiliki) bintang syi’ra.” (Qs. An-Najm : 49)

“sehingga jaraknya (sekitar) dua busur panah atau lebih dekat (lagi).” (Qs An-Najm : 9)

Bintang Sirius [Syi’ra] muncul di Surat An Najm (yang berarti “bintang”). Bintang ganda yang membentuk bintang Sirius ini saling mendekat dengan sumbu kedua bintang itu yang berbentuk busur setiap 49,9 tahun sekali . Peristiwa alam tentang bintang ini diisyaratkan dalam ayat ke-9 dan ke-49 dari Surat An Najm. Hal ini sangat menarik, mengingat Al-Quran telah membicarakan bintang Sirius ini jauh sebelum para astronom mengamati bahwa Sirius adalah bintang ganda.

Kita dapat melihat kenyataan bahwa di dalam Al-Quran terdapat ilmu pengetahuan, salah satunya astronomi. Surah yang menjelaskan mengenai Sirius terdapat pada Surah An-Najm yang berarti ‘Bintang’ dan pada ayat 49 dan 9. Masa edar Sirius A dan B mengelilingi titik pusat gravitasi mereka yang sama adalah 49,9 tahun. Angka ilmiah ini kini diterima secara bulat oleh jurusan astronomi di universitas Harvard, Ottawa dan Leicester.

Hal yang perlu diperhatikan di sini adalah garis edar ganda berbentuk busur dari dua bintang tersebut yang mengitari satu sama  lain. Namun, kenyataan ilmiah ini, yang ketelitiannya hanya dapat diketahui di akhir abad ke-20, secara menakjubkan telah diisyaratkan dalam Al Qur’an 1.400 tahun lalu. Subhanallah! Mahakuasa Allah yang telah menciptakan semua yang ada di langit dan di bumi serta menurunkan Al-Quran kepada manusia pilihan, Rasulullah di mana di dalamnya terdapat ilmu pengetahuan.

Life To DO!

(Hasil bongkar-bongkar file PAI semester 3 :D)

Salah Jurusan? Terdampar?

Tidakkah akan lebih baik bila seseorang ditempatkan pada ranah dimana ia memiliki pengalaman, kecintaan dan kompetensi di sana, sehingga ia mampu membuat perubahan yang lebih besar?” (Arief Munandar dalam seminar Be A Great People).

Kalimat di atas mungkin analog dengan sabda Rasulullah Saw. bahwa sebaiknya segala sesuatu diserahkan kepada ahlinya agar urusan tersebut tidak menjadi hancur. Gampangnya, bagaimana menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat agar menjadi lebih efisien dan efektif dalam menghasilkan suatu output. Dan karena orang tersebut memiliki ketiga hal tersebut di atas, diharapkan kinerjanya juga lebih baik dari orang yang mungkin tidak memiliki ketiga hal tersebut.

Banyak orang yang merasa tertekan karena merasa salah masuk jurusan misalnya. Mereka kemudian merasa tidak bisa memberikan yang terbaik di jurusan mereka. Solusi bagi masalah mereka ada beberapa, ada yang pindah jurusan setelah kuliah di jurusan yang dirasa kurang atau tidak cocok. Ada yang bertahan dan berusaha untuk suka di jurusan tersebut. Pilihan terakhir memang berat karena kita harus berusaha dan mulai dari nol lagi, mulai dari dasar lagi. Dan yang paling miris menurut saya adalah ketika sudah berusaha untuk suka di pilihan tersebut, tapi hasilnya masih belum sesuai harapan.

Hal miris lainnya adalah ketika merasa iri dengan orang lain yang bisa memperoleh apa yang mereka harapkan dan inginkan. Kita tiba-tiba merasa “Oh, gue mau mati aja.” Atau yang paling sedih, “Udah deh gak ada harapan”. Boleh gak sih ngerasa gitu? Boleh sih menurut saya, namanya juga perasaan manusia. Mana bisa dipaksakan. Tapi, ada tapinya nih. Kan katanya rizki, lahir, mati, dan hidup kita sudah ada skenarionya. Jadi, sebaiknya gak usah iri dengan orang yang tepat di tempat yang tepat. Karena sebenarnya kita juga sedang dalam jalan menjadi “The Right Person in the Right Place” 😀

Sah-sah aja kalau ada yang mau pindah jurusan ke jurusan yang menurut dia atau mereka “Ini Gue banget”. Dan sah-sah juga kalau ada yang tetap di tempat di mana mereka merasa terdampar atau terlempar. Gak buruk kok mencoba mencintai sesuatu yang akan kita hadapi hingga beberapa waktu ke depan. Siapa tahu kita bisa menemukan cinta yang sesungguhnya disitu (Eeaaa :D).

Life To Do.

Belajar-belajar-UAS WOI (alarm di kepala saya berkata =,=)

Untuk Kehidupan…

…and now we’ve passed 3 exam from total 8 exam in this semester. Huooo….feel sooo…subhanallah deh. Pukul 15.30 tadi kelar dengan Pengantar Biokimia Gizi. Perasaannya? Undesribeable (apadah). Selalu ada satu hal yang membuat saya sedikit termenung setelah mengerjakan soal ujian dan juga akhir-akhir kuliah kemarin. Belajar untuk kehidupan. Kalimat itulah yang dikatakan seorang dosen saya.

Ya, semakin lama semakin sadar bahwa apa yang sekarang sedang dipelajari tidak hanya bisa dihapal tapi juga harus dipahami dan diaplikasikan. Dan belajar tidak hanya cukup sekali, tapi butuh berkali-kali. Pengulangan akan membuat memori yang kuat. Belajar tidak hanya untuk ujian. Haha…kalimat ini cukup membuat saya tertohok anyway (JLEB-JLEB-JLEB!) -___-”

Tapi, karena setiap hari dituntut harus lebih baik dari hari sebelumnya, makanya saya terus berusaha untuk belajar dengan segenap hati (ejieeee :D). Yup, saya sangat-sangat merindukan masa dimana saya sangat menikmati belajar. Menikmati memperoleh hal baru, menunggu-nunggu untuk belajar lagi. Saya merasa saat itu ketika ujian berlangsung pun saya tidak pernah begitu khawatir dengan hasilnya. Saya hanya berkata pada diri saya sendiri bahwa semua ujian itu untuk melawan rasa malas. Saya benar-benar mengerjakannya dengan hati senang. Selesai mengerjakan soal pun rasanya lega dan bahagia.

Saya ingin di semester 4 nanti dan seterus-seterusnya, tidak hanya di kuliah, organisasi, keluarga, dimanapun, kapanpun, selalu saya berharap agar bisa menikmati belajar dengan seluruh hati saya. Dengan segala kerja dari sel dalam tubuh saya (Huooo…). Saya mau menikmati kerja saya, kerja-kerja baik untuk memanfaatkan waktu hidup yang saya dan anda tidak tahu akan berakhir kapan, dimana dan seperti apa. Juga akan menghasilkan apa, ya kan?

Seperti kata orang yang paling ingin saya peluk sampai kapan pun, Bunda saya (jangan mikir pacar :D) hasilnya Allah yang mengatur. Kita bisanya berusaha. Ya, seperti dalam sebuah buku yang paling spektakuler sepanjang abad dan akan selalu Best Seller mengalahkan buku siapa pun, Al Qur’an :

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” (QS 13:11)

So, we will always try to do the BEST. Yes, We Can (Kenapa jadi kampanye Barrack Obama? -__-). Pokoknya kita bisa kalau kita percaya dan punya impian besar dan yang paling penting DO IT. Lakukan 🙂

Belajar untuk kehidupan, kehidupan untuk selalu belajar. Yang awalnya gak bisa naik sepeda, belajar naik sepeda-jatuh-jatuh-belajar lagi akhirnya bisa. Yang awalnya gak tahu facebook itu apaan, twitter itu apaan. Hasil bongkar-bongkar, kutak-katik, gagal sekali-dua kali. Lama-lama biasa dan bisa 😀

Semester ini kami belajar metode statistika yang menurut banyak orang Susyeeeh alias susah, dan you know what itu dibutuhkan di semester akhir untuk persiapan skripsi. Speechless waktu sadar =,= Tapi berusaha meyakinkan diri lagi kalau ini penting, Biokim penting, IGD penting (ya iyalah dasarnya ilmu gizi :D) yang lain-lain juga penting. Jadi mau cari alasan juga percuma, karena semuanya penting. Mau sesusah apa juga tetap harus diusahakan, kan? Bukannya belagak pasroh atau apa. Tapi this is the fact and we have to walk in this way even it is very difficult. Kata pepatah lama “Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”.

Quote yang paling saya suka sejak akhir 2011 hingga 2012 adalah “Keep Struggle, Dear” 😀 (Karena Ujian Akhir Semester kali ini sambil tahun baruan -___-“)

Life To DO and Keep Struggle! Be Tough 🙂

Amateur Photograph (part I)

Hai…assalamualaikum…

Apa kabar semuanya? Gak nyangka udah gak ngeblog setahun #lebay. Kayanya karena kebanyakan vakum dari dunia perblogan. Sekarang udah 2012 aja. Alhamdulillah masih diberi kesempatan menulis disini, yang artinya alhamdulillah masih sehat. Sedang agak mengurangi intensitas ngeblog karena sedang UAS. Ini mah kayanya cuma alibi doang ya 😀 seharusnya tetep bisa meluangkan waktu untuk menulis. Berhubung besok gak ada ujian (bukan libur), jadi bisa deh nyempetin waktu buat sedikit pamer (deuh -___-“) beberapa koleksi foto amatiran milik saya.

Haha…kenapa saya bangga menyebut kata amatir padahal banyak orang sepertinya gak seneng dengan sebutan tersebut? Karena untuk jadi profesional tetep butuh proses. So, I try to enjoy all the step and learn much from it :-). Kalau kata seorang penulis si Raditya Dika dalam stand up nite comedynya dia pernah berkata bahwa alay adalah salah satu step dari anak-anak Indonesia sebelum dewasa. Jadi prosesnya dari bayi, balita, anak-anak, remaja, ALAY baru deh jadi dewasa. Analoginya kalau mau jadi profesional kudu ngelewatin fase amatir dulu.

Ini salah satu foto yang saya ambil waktu ada pameran barang seni di Koridor Tanah, kampus tercinta IPB. Kurang tahu juga ini patung dari suku mana namanya apa. Hehe. Next time when I capture some picture I have to know some information about it. Next picture is cute cat and a sea:D

Kucing itu kami sebut dengan kucing Pemira karena kucing itu beberapa kali sering menampakkan dirinya alias nongol di Sekret Pemira dua tahun lalu. Sebenarnya banyak kucing yang sering lalu lalang di Student Center tapi karena kebetulan kucing ini dengan ‘berani’ menawarkan diri menjadi model saya, jadi saya pun tidak menolak 😀

 

 

Gambar sebelah kanan adalah gambar yang saya ambil di Pelabuhan X (maaf lupa namanya. Hehe) di Tarakan, Kalimantan Timur. Gambar ini saya ambil saat sedang menunggu perahu cepat (baca : speed boat) yang akan mengantar saya ke Bulungan (masih Kaltim). What do you think and feel when you see the sea? Kalau saya, entah kenapa rasanya lepas. Ya, tempat untuk pelepasan. Ketika mengetik kata pelepasan entah kenapa terbersit ide mengenai alasan acara pelarungan (melepaskan sesajian menurut tradisi Jawa) dilakukan di laut. Ini hanya ide yang tiba-tiba nongol 😀

     Entah sejak kapan saya jadi suka foto makro. Mungkin   sejak iseng pinjam DSLR kakak-kakak waktu SMA, jadi suka makro. Saya merasa menemukan sesuatu (Syahrini banget -___-“) dalam foto yang diambil dengan teknik makro. Seems different. Dan sebenarnya kita bisa melihat beberapa hal yang tidak semua orang bisa lihat di foto selain makro.

Gambar di sebelah kanan ini, gambar yang menurut saya paling kocak. Gambar ini didapat waktu lagi melihat pertandingan aerobik TPB sekitar bulan Maret 2011. Ini adalah salah satu atribut yang digunakan peserta aerobik. Jadi ingat kelas TPB saya yang menggunakan rok balet (perempuan) dan ikat kepala gaya india (laki-laki) waktu pertandingan aerobik (nostalgia). Selalu ada gaya baru, berbeda dan unik ketika menonton pertandingan aerobik tingkat TPB. Saya belum pernah lihat kalau pertandingan di fakultas atau tingkat kampus. Tapi saya tidak akan lupa untuk menunggu perkusinya 😀

Keep Struggle then. Life to Do :))