Dare to be Different

Sebenarnya postingan ini hasil cerita dari teman-teman BEM kemarin yang sempet ngobrol santai sama Bapak tercinta, Dekan FEMA, Pak Arief Satria. Postingan ini juga saya gabungkan sedikit dari hasil liat-liat pagenya Bang Tere-Liye pagi ini.

Teman-teman saya yang kemarin ngobrol santai dengan Pak Arief menyampaikan bahwa ada 4 hal penting untuk menjadi orang besar, yaitu :

1. Otak

2. Semangat

3. Jaringan (Network)

4. PD (Percaya Diri)

Menurut saya :

Memang sederhana dan pasti sudah banyak orang yang tahu, tetapi tetap ada perbedaannya antara yang melakukan dengan yang tidak. Dan ada perbedaan pula antara yang melakukan sepenuh hati dengan yang tidak. Beliau (Bapak Dekan) menjadi Menteri di BEM KM ketika beliau semester 3, membawahi staff-staff yang usianya lebih tua daripada beliau. Beliau menjadi pembicara nasional, disandingkan dengan orang-orang besar ketika beliau semester 4 (kalau tidak salah ingat). Beliau adalah pendiri IAAS (salah satu UKM di IPB). Dan beliau menjadi dekan karena dukungan dari 3 kepala departemen di FEMA. Saat masa kampanye, beliau tidak ikut karena sedang di luar negeri dan saat pulang ke Indonesia beliau hanya presentasi dan ikut dalam pemilihan dan terpilih menjadi dekan hingga sekarang.

Satu poin penting yang beliau utarakan adalah pentingnya meninggalkan jejak atau istilah kerennya Footprint. Footprint ini yang nantinya akan memberikan manfaat buat orang lain sesudah kita dan akan terus diingat.Beliau juga mengatakan bahwa waktu emas untuk mahasiswa adalah saat semester 4 hingga semester 6. Selama waktu inilah waktu terbaik untuk melakukan hal-hal besar karena usia yang memang masih muda, sehingga mudah dalam membentuk karakter.


Poin yang bisa kita kaitkan dengan Kalimat dari bang tere adalah menjadi sosok yang kreatif. Karena sosok yang kreatif itu cool. Begitu kata beliau. Dengan menjadi sosok kreatif yang punya semangat, jaringan, cerdas dan percaya diri maka sosok itu akan menjadi sosok yang sangat COOL. Bagaimana tidak? Kreatif adalah modal penting untuk bersaing di dunia yang makin kompetitif saat ini. Ditambah dengan softskill dan 4 hal di atas, maka kita bisa membuat perubahan untuk orang-orang di sekitar kita yang kita cintai.

“Karena hidupmu bukan hanya untuk dirimu sendiri” (Dari seorang senior pada tahun 2010)

~Life To Do!!!

Jatuh Cinta Itu Biasa Saja

Kita berdua hanya berpegangan tangan
Tak perlu berpelukan
Kita berdua hanya saling bercerita
Tak perlu memuji

Kita berdua tak pernah ucapkan maaf
Tapi saling mengerti
Kita berdua tak hanya menjalani cinta
Tapi menghidupi

Ketika rindu, menggebu gebu, kita menunggu
Jatuh cinta itu biasa saja
Saat cemburu, kian membelenggu, cepat berlalu
Jatuh cinta itu biasa saja

Jika jatuh cinta itu buta
Berdua kita akan tersesat
Saling mencari di dalam gelap
Kedua mata kita gelap
Lalu hati kita gelap
Hati kita gelap
Lalu hati kita gelap

****

Lirik lagu di atas adalah lirik lagu Jatuh Cinta itu Biasa saja oleh Efek Rumah Kaca. saya mulai ketularan suka dengerin lagu dari efek rumah kaca sejak sering mendengar lagunya yang berjudul Tubuhmu Membiru Tragis.

Salah satu kalimat dari Bang tere liye adalah cinta itu sama saja seperti perasaan lain. Seperti perasaan kecewa, sedih, senang, marah, jengkel dan lain-lain. Ketika kita tidak terlalu mengacuhkan perasaan tersebut, maka perasaan tersebut tidak akan terlalu berkembang dan membutuhkan perhatian. Ketika kita memperhatikan perasaan jatuh cinta, maka hal itu ibarat kita menabur benih lalu menyiramnya dengan sabar, merawatnya hingga berbunga dan berbuah bla-bla… Sederhana memang. Tapi begitulah. Perasaan cinta akan begitu berbeda dan akan lebih diperhatikan dengan seksama dibanding perasaan dosen yang kita cuekin saat kuliah berlangsung dan kita lebih memilih tidur atau kegiatan lain.

Ya, perasaan sesederhana itu ternyata bisa membuat orang lain begitu kelimpungan karena ketika berjalan bertemu dengan orang yang membuatnya jatuh cinta. Coba saja, ketika kita bertemu dengan orang yang membuat kita merasa demikian lalu kita berpikir bahwa hal tersebut adalah hal yang biasa saja, mungkin hasilnya akan berbeda. Tapi, memang bagi beberapa orang hal ini tidak demikian adanya. Perasaan ini akan sangat mengganggu sekali. Mengganggu konsentrasi belajar, bekerja, makan dan kegiatan lainnya. Tidak bertemu salah. Bertemu juga salah. Lalu maunya apa? Kadang kita jadi heran dengan tingkah orang yang sedang mengalami perasaan jatuh cinta. Ckckck -__-

*tulisan ini akan berlanjut di edisi postingan selanjutnya*

~Life To Do!

Resensi : Cintaku antara Jakarta dan Kuala Lumpur

Salah satu penulis dengan karya yang menurut gue BEDA adalah Tere-Liye. Masing-masing penulis punya gaya bercerita yang berbeda satu dengan lainnya, it means they have different characteristic. Gue mulai suka sama karyanya bang Tere-Liye sejak pertama kali baca bukunya yang sekarang udah dijadikan film, Hafalan Shalat Delisa. Tiap gue baca novel itu, gue selalu mewek bahkan nangis banjir air mata. Mungkin efeknya bisa berbeda buat orang lain, tapi gue tersentuh dengan tema yang sering digunakan oleh Tere-Liye yang kebanyakan bercerita tentang kanak-kanak. Tapi di postingan ini, gue sedang tidak ingin membicarakan novel beliau yang lain, tapi novel yang menurut gue selain unik juga endingnya tidak terduga.

Di novel Cintaku antara Jakarta dan Kuala Lumpur, nama penulisnya Sendutu Meitulan. Itu adalah nama pena dari penulis dengan nama pena Tere-Liye. Nama pena lain dari karya-karya beliau adalah Darwis-darwis (di buku Senja bersama Rosie). Buku yang diterbitkan oleh Penerbit Addbook Indonesia sekitar tahun 2006. Buku dengan tebal 240 halaman ini sepertinya ditulis oleh beliau ketika masih melajang karena menurut tentang penulis di belakang beliau masih jomblo (by default).  Dan sepertinya di awal karya-karya beliau karena semakin ke sini-sini, beliau lebih sering mencantumkan nama Tere-Liye.  Salah satu halaman yang mencantumkan simpul pembuka dari cerita ini berbunyi :

Teman, sejauh ini hidupku tak banyak berisi hal yang menakjubkan. Semua biasa-biasa saja.

Bagiku hidup mengalir begitu saja. Bertemu kelok, berkeloklah. Menghantam bebatuan, berdebamlah. Menghujam riam, meluncurlah. Dihadang bendungan, bersabarlah….

Kalian pasti akan melewatinya. Tidak hari ini, pasti esok!

Boleh jadi kita hidup di atas panggung sandiwara. Tapi tak pernah kudapatkan peran yang mengharu biru, mencabik-cabik, membuat mata berurai air namun mulut menyimpul senyum.

Entahlah di mata langit apa ada actor utama dalam kehidupan. Jika ada maka jauh panggang dari api itu aku.

Lahir, mati, jalan kehidupan sudah digariskan. Pun urusan jodoh. Kita bisa menikah dengan siapa saja, dan itu bisa jadi bukan dengan orang yang paling kita cintai.

Bagiku memilih pasangan tidak lebih sekedar urusan “memilih”. Aku tak percaya ada cinta sejati di dunia ini….

Apalagi segala kisah-kisah itu……..

Tapi kisah ini mengajarkan sesuatu. Kalian akan tertawa. Kalian akan menangis. Dan semoga setelah itu pemahaman baru tentang cinta muncul bagai kecambah jamur tumbuh subur di musim hujan… dan akhirnya, suatu saat nanti semoga kehidupan akan jauh lebih baik!

Itulah simpul dari cerita ini. Cerita tentang seseorang bernama James yang tidak terlalu suka bergaul dengan wanita, bukan karena suka dengan sesame tetapi karena menurutnya wanita itu menyebalkan! Teman masa kecilnya, Tania berusaha mengubah pandangan James dengan mengajaknya bergaul dengan teman-teman wanitanya, mengajak bermain polo air juga menonton konser musik. Dari konser music inilah semua cerita berawal. James jatuh cinta dengan Siti, penyanyi asal negeri Jiran yang tidak hanya cantik dan bersuara merdu tetapi juga santun. Hingga beberapa pertanda muncul setelah konser penyanyi itu yang dihadiri James karena paksaan dari Tania dan empat orang komradnya.

James bertemu dengan Siti di pesawat dalam perjalanan menuju KL. James juga yang melindungi Siti ketika ada keributan di dalam pesawat akibat cuaca yang kurang baik. Bahkan membawa Siti ke rumahnya di Bogor, mengenalkan Siti dengan Ibu James, tetangga, Tania dan kedua orang tua Tania karena mereka sudah seperti keluarga bagi James. Di antara waktu-waktu pertanda itu, Tania yang menjadi sahabat James sejak kecil selalu mendengar curahan hatinya, namun James tidak menyadari pertanda lain dari Tania. Hingga kunjungan Siti yang kedua kalinya ke Bogor, terbongkar suatu kebohongan yang disembunyikan James dari Tania. Ketika James pergi ke KL, Tania yang pengoleksi sepatu menitipkan sepatu limited edition agar dibelikan James. Namun, malang tak dapat dihindari, James yang saat itu bertemu dengan Siti yang juga pengoleksi sepatu dan sedang mencari sepatu tersebut malah memberikan titipan Tania kepada Siti demi mendapatkan perhatian gadis melayu tersebut. Tania yang malam itu mendengar cerita tersebut dari Siti yang tidak tahu apa-apa, marah kepada James. Hingga terbongkarlah semua tentang perasaan yang selama ini dipendam Tania.

Akhir dari cerita ini, Siti mengundang James untuk datang ke KL, mengenal keluarga Siti. Namun, di saat yang bersamaan, James yang kaget dengan kenyataan tentang perasaan Tania mendengar dari Ibunya bahwa Tania akan melanjutkan sekolah ke Jerman. James akan memilih siapa? Akan lebih baik jika kalian baca sendiri ceritanya. Bukan bermaksud promosi walau cerita ini lumayan bagus, tetapi tidak seru bukan bila cerita ini habis di sini? Bacalah, dan semoga bisa menambah pemahaman tentang arti kata “memilih” seperti kata sang penulis.

Life To Do! 😀